1. SEJARAH DAN ASAL USUL HIV/AIDS
Penemuan
kasus HIV/AIDS pertama kali terjadi sekitar 1981 oleh ahli kesehatan di Kota
Los Angeles, Amerika Serikat, ketika sedang melakukan sebuah penelitian kasus
seri terhadap empat pemuda/mahasiswa. Di dalam tubuh ke-empat pemuda tadi
ditemukan penyakit pneumonia (Pneumonic Carinii) yang disertai dengan penurunan
kekebalan tubuh (imunitas). Dari hasil penelitian, para ahli kesehatan
menemukan jalan untuk penemuan penyakit AIDS.
Virus
HIV sendiri baru diketahui sekitar 1983 oleh Lug Montaigneur -seorang ahli
mikrobiologi Perancis. Pada 1984, mikrobiolog asal Amerika Serikat, Robert
Gallo mengumumkan pula penemuan yang sama. Di Indonesia penemuan kasus HIV/AIDS
diperkirakan baru diketahui pada 1987, yaitu pada seorang turis asal Belanda. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS
berasal dari Afrika Sub-Sahara Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.
- Penyebaran HIV di Indonesia
AIDS di Indonesia ditangani
oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi
Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah
prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas. Daerah tersebut menjangkau
delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatera Utara, Jawa
Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
Sekitar 170.000 sampai 210.000
dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Jumlah kasus kematian
akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa.
Epidemi tersebut terutama
terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan
pasangan intimnya, orang yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan
pelanggan mereka, dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria.
2. Mengenal HIV dan AIDS
- Pengertian HIV
Virus
imunodifisiensi manusia ( bahasa Inggris : human immunodeficiency virus; HIV
) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDA. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain,
kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem
imun.
ü Pengertian
AIDS
AIDS adalah
Acquired Immudefisiency Syndrome yang dalam bahasa Indonesia adalah Sindroma,
atau kumpulan gejala penyakit, Dificiency dalam bahasa Indonesia adalah
kekurangan dan Immune arti dalam bahasa Indonesia adalah kekebalan. Dalam hal
ini diperoleh mempunyai pengertian bahwa AIDS bukan penyakit turunan. Jelasnya,
AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunya sistem
kekebalan tubuh manusia yang didapat (bukan karena keturunan) tetapi disebabkan
oleh virus HIV. Sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi tubuh terhadap
serangan dari penyakit-penyakit yang akan masuk, tetapi bila tubuh telah
terinfeksi oleh virus HIV secara otomatis kekebalan tubuh tidak lagi mempunyai
daya tahan terhadap penyakit dan mudah terjangkit penyakit. Bila itu terjadi,
penyakit yang biasanya tidak berbahayapun akan dapat membuat orang tersebut
sakit parah atau meninggal.
Catatan : Jika (+) terkena HIV, belum tentu ia terkena AIDS.
Jika (+) terkena
AIDS, sudah pasti ia terkena HIV
- HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia
Mula-mula HIV menyerang
sel darah putih, Sel darah
putih adalah seperti tentara yaitu
melawan infeksi Namun, setelah HIV memasuki sel darah putih untuk
perkembangbiakannya, HIV merusak
sel tersebut, akhirnya membunuhnya akibatnya, sistem
kekebalan tubuh semakin menurun,
yang menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap segala serangan penyakit-----AIDS
Adapun
fungsi dari sel darah putih adalah sel yang mempunyai marker CD4 di
permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita
banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan
ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih
bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang,
mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke
tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia.
3. Cara Penularan HIV
3. Cara Penularan HIV
a.
Penularan
melalui cairan kelamin Melalui hubungan seksual tanpa kondom.
Penularan Secara
Seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi.
Sangat sulit untuk menentukan kemungkinan terjadinya infeksi melalui hubungan
seks, kendatipun demikian diketahui bahwa risiko infeksi melalui seks vaginal
umumnya tinggi. Penularan melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko 10 kali
lebih tinggi dari seks vaginal. Seseorang dengan infeksi menular seksual (IMS)
yang tidak diobati, khususnya yang berkaitan dengan tukak/luka dan duh (cairan
yang keluar dari tubuh) memiliki rata-rata 6-10 kali lebih tinggi kemungkinan
untuk menularkan atau terjangkit HIV selama hubungan seksual. Dalam hal
penularan HIV, seks oral dipandang sebagai kegiatan yang rendah risiko. Risiko
dapat meningkat bila terdapat luka atau tukak di sekitar mulut dan jika
ejakulasi terjadi di dalam mulut.
- Pengertian Vagina Seks
Persetubuhan
atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain
yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekedar
merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan. Penetrasi dengan penis juga
dikenal dengan intromission atau dengan nama Latin immissio penis. Istilah penetrasi digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana alat kelamin pria dimasukkan ke
dalam vagina.
- Pengertian Oral Seks
Seks oral
atau Oral seks adalah aktivitas seksual dengan
memberikan stimulasi alat kelamin pasangan seks dengan menggunakan mulut,
lidah, gigi atau tenggorokan. Cunnilingus mengacu pada oral seks dilakukan pada wanita
sementara fellatio adalah oral seks dilakukan pada laki-laki. Anilingus mengacu pada rangsangan
oral anus seseorang. Stimulasi oral pada bagian lain dari tubuh (seperti dalam
mencium dan menjilati) biasanya tidak dianggap oral seks. Orang mungkin
melakukan seks oral sebagai bagian dari foreplay sebelum melakukan hubungan
seksual.
- Pengertian Anal Seks
Anal seks yaitu suatu hubungan suami
istri, dimana penetrasi tidak dilakukan ke dalam vagina tetapi kedalam lubang
dubur. Sebenarnya anal seks bisa dikatakan tidak sehat dan sangat menyakitkan
baik istri maupun suami karena dapat menyebabkan lecet pada batang penis maupun
pada lubang dubur karena tidak adanya pelumas alami seperti adanya pelumas
alami seperti yang terdapat pada vagina
b.
Penularan
melalui ibu yang HIV+ kepada anaknya
HIV dapat ditularkan ke
anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada
umumnya, Kemungkinan penularan ke bayi
adalah sekitar 25-30
bila tanpa pengobatan dan terdapat 15-30% risiko
penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran. Sejumlah faktor dapat
mempengaruhi risiko infeksi, khususnya jumlah virus (viral load) dari ibu pada
saat kelahiran (semakin tinggi jumlah virus, semakin tinggi pula risikonya.).
Penularan dari ibu ke anak setelah kelahiran dapat juga terjadi melalui
pemberian air susu ibu.
c.
Cara
penularan HIV Lewat cairan darah
Penularan
melalui transfusi darah: Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi
darah dan produk- produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih
dari 90%). Kendatipun demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin
penyediaan darah dan produk- produk darah yang aman, memadai dan berkualitas
baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi. Keamanan darah meliputi
skrining atas semua darah yang didonorkan guna mengecek HIV dan patogen lain
yang dibawa darah, serta pemilihan donor yang cocok
Penularan
melalui pemakaian jarum suntik atau semprit secara bergantian: Menggunakan
kembali atau memakai jarum atau semprit secara bergantian merupakan cara
penularan HIV yang sangat efisien. Risiko penularan dapat diturunkan secara
berarti di kalangan pengguna narkoba suntikan dengan penggunaan jarum dan
semprit baru yang sekali pakai, atau dengan melakukan sterilisasi jarum yang
tepat sebelum digunakan kembali. Penularan dalam lingkup perawatan kesehatan
dapat dikurangi dengan adanya kepatuhan pekerja pelayanan kesehatan terhadap
Kewaspadaan Universal (Universal Precautions).
4. Cara Mencegah Penularan HIV
4. Cara Mencegah Penularan HIV
- Tidak melakukan hubungan suami istri dengan pasangan yang bukan istri sah (tidak menganti-ganti pasangan). Dan setialah pada pasangan anda
- Gunakan kondom jika melakukan hubungan seksual beresiko tinggi
- Apabila membutuhkan Transfusi darah, jangan menerima darah yang sumbernya tidak jelas (tanpa adanya pemeriksaan terhadap darah tersebut atau belum lulus uji untuk didonorkan).
5. AIDS TIDAK MENULAR LEWAT
- Kehidupan sosial seperti bersalaman, berpelukan (termasuk berciuman bagi orang-orang yang punya budaya demikian), makan minum bersama(termasuk berbagi piring dan gelas)
- Aktifitas di tempat-tempat umum, seperti jok kendaraan umum, kursi bioskop, penggunaan WC umum dan kamar mandi umum.
- Aktifitas di tempat kerja seperti penggunaan meja kursi kantor, kalkulator, komputer/laptop, mesin fotokopi, telepon.
- Olahraga bersama termasuk olahraga air seperti renang bersama
- Gigitan nyamuk dan serangga-serangga penggigit lainnya
- Pinjam meminjam pakaian, misal baju, jaket, topi dan lain-lain
- Batuk, bersin, ludah.
Di
masyarakat, orang yang terjangkit virus HIV seringkali dikucilkan karena takut
tertular. Padahal, sebenarnya HIV hanya bisa menular melalui beberapa cara."HIV
menular, tapi tidak mudah menular, hanya dengan cara-cara tertentu yakni
melalui hubungan seks yang berisiko, penggunaan jarum suntik, dan hubungan ibu
dan anak dan tidak dapat menular melalui 7 macam yang di sebutkan diatas.
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi)
dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
- Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10%
dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih
dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan
neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati
- Gejala Minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental
dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat
kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo
Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
7. PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS
Ada beberapa
Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Cara Pemakaian Kondom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar